Wednesday, June 12, 2013

Dimulai dari Pecel Solo

Hi, myself! Aku nggak yakin blog ini bakal menjadi perhatian banyak penjamah dunia internet. Setidaknya tidak dalam waktu dekat ini secara tulisan yang aku tulis sekarang ini masih tulisan pertamax! Hmm, kecuali aku lagi beruntung sekali malam ini. Mari diaminin! Amin, ya oloh! 

Malam ini, tadi, aku makan malam di rumah tapi sekitar jam 8:00 aku keluar karena diajak makan pecel. Saat itu (sampai sekarang, sih) aku masih kenyang. Karena lagi pengen ngobrol-ngobrol, ya aku terima ajakannya. Temanku itu pas baru selesai tutup kedainya jadi aku jemput dia di kedai, dan kita langsung menuju TKP. Sebenarnya aku belum pernah ke tempat pecelnya sebelumnya, dan di pikiranku, ya, warung pecel lele gitu. Tapi ternyata... saudara-saudara... tempatnya buesuwar beud! Yah, nggak beud-beud banget juga, sih. Hehe, kan ceritanya waktu itu aku rada shocked karena dipikir warung pecel lele.

Karena masih kenyang, aku pesan jus saja. Pengennya tadi jus stoberi tapi mereka nggak punya jus stroberinya di menu. Jus tomat jadi pilihanku buat malam ini. Sementara temanku makan lengkap. Oh iya, nama tempatnya Pecel Solo. Pas di selatannya Hotel Hyatt di jalan Palagan.

Aku tadi agak ndeso sebenernya. Ya, foto-foto sama celingak-celinguk gitu. Haha! Tapi untung sudah sepi banget tempatnya. Eh, jangan salah, tapi. Tempatnya memang cozy banget! Dari luar, halaman parkir, kelihatannya kayak restoran biasa, tapi di dalamnya sangat Jawa sekali, mulai dari furnitur sampai musik yang dimainin. Mungkin kalau ditambah bau dupa bakar lebih endes, kalau kata Mbak Soimah di iklan Sarimi baru-baru ini. Hihi. Kebetulan tadi aku jeprat-jepret sana-sini dan berikut beberapa penampakannya. Nego halus, gan! Sundul, sundul, sundul!


Sepi, toh! Jadi di sana ada semacam galeri batik dan patung-patung khas Jawa gitu.

Di sini yang makan bukan sapi, loh! Tapi entah kenapa mereka taruh gabah di situ. Cadangan makanan kalau ada pelanggan yang rakus banget kali, ya. Haha. Plak!

Nah, meja yang jenis ini agak unik soalnya bentuknya mirip tempat tidur gitu.

Bagian ini di bagian depan restoran. Itu ada semacam ukiran Waroeng Tempo Doeloe. 

Seru banget, kan! Tempatnya memang nyaman banget plus malam ini Jogja lagi adem-ademnya dengan angin sepoi-sepoinya. Kayaknya hawa dingin kiriman dari benua kanguru (baca: Australia), deh -kayak biasanya sekitar bulan-bulan ini tiap tahunnya, kan? Kaaan...

Kalau masalah harga makanan sama minumannya, hmmm, ya standar restoran Jogja, lah. Kalau diambil rata-ratanya, ya 20-25 ribu, lah.

Hmmm, kok jadi lapar, ya! Huhuhu. Lebih baik dibawa tidur aja laparnya. Semakin larut, semakin lapar kalau nggak dibawa tidur, ya toh? Toooh...


See you at the next post! 

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home