Saturday, June 22, 2013

Tabemashou di Sapporo!

Hi, again! Sore tadi sempat lapar dan pagi harinya sempat juga lihat tayangan tentang ramen-ramen gitu, jadi deh kepingin makan ramen. Karena keburu lapar dan ngidam banget, meluncurlah aku ke kedai ramen Sapporo. Kedainya itu di jalan Kaliurang KM11. Mayan jauh juga. Tapi karena aku sudah pernah ke sana sebelumnya dan cukup berkesan, jarak nggak jadi masalah. Hmm, udah kayak LDR-an aja wkwk.



Aku tadi pesan Nagayaki Chanpon, soalnya di menunya ditulis ramennya pakai potongan daging sapi, telur ceplok, udang, sama cumi. Yummey! Untuk minumnya, tadi aku pilih es jeruk aja (baca: irit!).

Ramennya... haduh enak enak enak! Haha. Hmm... enak selain karena lapar tapi memang racikan bumbu di kuahnya itu enak juga. Jadi satu semuanya enak deh karena ada dagingnya, telurnya, udangnya, sama cuminya. Mana tadi cuacanya lagi dingin dingin mendung gitu lagi, jadi tambah maknyusnyusnyus!


Gomen gambarnya kabur gini! Eh, bisa reservasi lewat SMS/telepon juga, loh! Lumayan, kan!

Ada mie goreng Jepang (Yakisoba) juga, sama Tepanyaki. Di menunya banyak sih pilihan-pilihan lain

Harga Nagayaki Chanponnya Rp.17000. Sama minum jadi Rp.19000. Porsi standar ramen lah, besar gitu di mangkuk yang besar juga. Awal-awalnya aja rada kepanasan jadi agak lama makannya, tapi pas sudah rada terbiasa sama kuah panasnya, zlebzlebzleb habis aku lahap. Haha. 

Dulu pertama kali aku ke sana pesannya mie dingin. Lupa namanya. Jadi mie ramen gitu pakai potongan telur dadar sama daging di kasih kuah dingin ber-es batu gitu. Unik, kan?! Enak banget! Rasa kuahnya itu mirip asinan Bogor. Kecut-kecut gimana gitu. Karena aku kebetulan doyan yang kecut-kecut (gimana nggak kurus!), lahap lah aku waktu itu makannya. Lagi-lagi lahap #zzz.

Kedainya Sapporo nggak begitu "heboh". Maksudnya, nggak begitu terlihat kayak restoran Jepang atau gimana gitu, soalnya dekorasi khas Jepangnya juga terkesan minim. Kalau pas lewat jalan rayanya, agak susah cari kedainya soalnya agak nyempil gitu. Dulu awal ke sana kelewatan gitu. Tadi aja masih agak pelan-pelan carinya. Tapi afterall, worth it kok ke Sapporo! Yum!


Ini plang di pinggir jalan Kaliurang KM11-nya

Baru ingat kalau dulu waktu masih di Singapura aku pernah ke bar Jepang dan minum bir merknya Sapporo. Haha

Dalamnya mirip warung burjo! Tapi nggak masalah, yang penting rasa ramennya

Sekarang aku mau makan malam dulu terus jalan... nulis tentang makanan bikin lapar lagi... hehe.

Good Saturday-night!  

Wednesday, June 19, 2013

Jiah, dingin-dingin gelato-an!

Brrr....~ Dingin-dingin malam tadi makan gelato. Hmm, seingatku dari kelas bahasa Italia dulu, gelato artinya es krim.

Seharian ini dihabiskan sama teman ngobrolku, dari nggak jadi makan ramen, nggak jadi nonton, sampai nggak jadi dapat info akupuntur. Hahaha. Ya, walaupun banyak nggak jadinya, jalan-jalannya tetap. Well, sekalian ngobrol-ngobrol, lah. Besok dilanjutkan cari akupunturnya. Mungkin... XD

Malamnya, setelah dia tutup kedai, kita lanjut jalan. Niatnya sih makan salad di Yogurtku belakang pasar Kranggan, tapi ternyata mereka tutup jam tujuh. Sampai di sana jam tujuh lebih, padahal. Hmm... intinya, nggak jadi salad-an. Hahaha. Banyak nggak jadinya hari ini! Tapi daripada nggak jadi sama sekali, kita cobain gelato di Parsley Gelato. Padahal Yogya lagi lumayan dingin, tapi tetep makan es krim. Enihuu, kedai gelato-nya ada di kompleks Jogja Paradise jalan Magelang KM 6. Cekidot penampakannya, gan!

Dari luar kompleksnya lumayan menarik mata.

Konsepnya klasik gitu dengan dinding bata merah di luar, sama bata dicat putih di dalamnya, plus jendela dengan kerangka kotak-kotak.

Ini pilihan gelato-nya. Mirip sama Artemy, ada es yang sorbet dan pakai krim. 

Sebenarnya di dalam ruangannya nggak besar. Kalau nggak salah cuma ada 4-5 meja bundar-bundar gitu. 

Mereka jual eclair juga. Temenku pesan yang ujung kiri bawah, and menurutku rasanya nggak begitu nendang!  Beda selera aja kali, ya!

Untuk gelato-nya aku pesan green tea sama kiwi sorbet. Rasanya ueenaaak~. Yang kiwi rasanya segeer~
Kalau pengen tahu, satu scoop itu Rp10.000. Dua, Rp17.000. Kalau tiga, Rp25.000. Rasa boleh campur. Topping juga ditawarin, nambah duit tapi. Hahaha. Ya, iya lah!

Pas masuk pelayannya nawarin dua jenis menu. Yang satu menu gelato dari Parsley Gelatonya sendiri, nah  menu satunya punya kedai tetangga. Haha. Nama kedainya Uma Kitchen. Tadi aku agak kaget. Loh, "uma" di bahasa Jepang artinya "kuda". Haha... "dapur kuda"! BTW, aku pikir-pikir kenapa menu mereka ada di Parsley Gelato, karena letak kedai Uma Kitchen ada di pojokan belakang kompleks. Nah, kalau letaknya si gelato ini pas paling depan pintu masuk kompleksnya. Hmm... taktiknya bagus juga soalnya, menurutku, kalau lagi musim hujan-hujan gini, si gelato bakal sepi pelanggan dan makanan yang mereka punya cuma eclair tadi. Jadi... dengan kerjasama sama Uma Kitchen, kedai mereka tetap bisa dikunjungi. Yah, kalau istilahnya simbiosis mutualisme, lah, ya. Hohoho kenapa jadi bahas Biologi, sih... ya, sudah lah. Lanjut!

Oh, iya, aku tadi minta posternya Takahashi Minami dari temenku. Dia beli majalah tentang J-Pop gitu dan dapat poster ini. Yah, lumayan lah buat nutup-nutup lobang di tembok #wkwkwk.


Oke lah, aku sudah mau tidur! Hari ini cukup melelahkan. Untuk temanku itu, arigatou gozaimasu~


Oyasuminasai~

Saturday, June 15, 2013

Malioboro dilewati tvOne

'Met sore! Tadi pagi ayahku buat rencana untuk siang hari ini, gara-gara tvOne. Singkat cerita, tvOne mengadakan pesta rakyat di Yogya sekaligus merayakan ulangtahunnya yang ke-lima. Hmm, entah kenapa Yogya yang dipilih. Aku baca di vivanews, sih, bilangnya "... wujud terima kasih tvOne kepada masyarakat Yogyakarta sebagai penonton setia tvOne." Hmm, OK! Hehe. *sirik*

Sebenernya tadi siang agak gerimis, tapi karena sudah niat, ya kita berenam tetap cabut! Kita parkir di Stasiun Tugu, takutnya tadi bakal penuh banget. Ternyata tidak sama sekali! Huhuhu. Ya, nggak apa-apa juga, sih. Hehe.

Sampai di sana agak awal jadi kita masuk ke beberapa toko batik dulu sembari menunggu. Sudah berkali-kali ke pinggiran Malioboro, baru sekali tadi masuk ke toko batik Nadzar. Ternyata di dalamnya mirip Mirota Batik. Luas dan isinya pernak-pernik gitu. Yang buat pembedanya aroma dupa bakarnya. Nadzar nggak berbau dupa bakar sama sekali. Jadinya kurang gimanaaa gitu. Kurang mistis kali, ya... hiiiiih~

Sekitar pukul 03.20 arak-arakannya mulai masuk ke daerah jalan Malioboro dari arah utara/taman parkir Abu Bakar Ali. Lumayan mulai banyak yang datang untuk lihat arakannya. Daripada banyak bacot, ini nih beberapa fotonya. Minta Like-nya, yaa~! Hehehe, emang pesbuk!


Menurut agenda, sih, acara pesta rakyatnya agak banyak (selama 15-16 Juni ini).
Yang aku dapat dari AgendaKota, sih, ini:
Lomba Presenter Berita, Hunting Foto, Tari Kreasi, 
Plesetan Karikatur Bang One, Aksi Sosial Donor Darah,
Kirab, Andong Hias, Sepeda Onthel,
Drum Band, Atraksi Capoeira, Happening ArtFree Style Soccer,
Bazaar Hobi & Komunitas, Jajanan Tradisional,
Dagelan Mataram “Komunitas Tjonthong” (Sabtu, 15 Juni 2013 pukul 20.00 WIB),
One Fun Bike (Minggu, 16 Juni 2013 pukul 06.00 WIB)


Nah, yang arakan sepeda onthel ini yang masuk pertama kali. Lucu! Berasa di jaduuul beud!

Ini semacam kereta kuda hias gitu. Maksudnya mau bikin efek sayap-sayap burung phoenix gitu kali, ya. Hmm... ya, boleh lah. Wkwkwk... serasa butuh di-acc dulu sama aku gitu, ya?! Haha. Next!

Nah, tadi nggak nyangka bakal lihat si duo ini (Nia Ramadhani Bakrie sama Ardhi Bakrie plus manusia kecil yang imut)

Beberapa kereta kuda dihias sederhana dengan semacam alang-alang dan dedaunan. Buat makan kudanya, mungkin? Hihi.

Artis, kah? Hmm... entah ini siapa tapi dia pakai semacam jubah superhero? Haha... aku juga kurang paham dia sebagai apa di situ.

Yah, begitu lah. Arakannya sangat singkat ternyata dan nggak begitu penuh orang. Haha. Tapi, acara utamanya bakal di Alun-alun Kidul. Mungkin mulai nanti malam acaranya. Mungkin loh! 

Hmm... kurang tahu juga, apa acara pesta rakyat ini bagian dari bentuk CSR (corporate social responsibility) tvOne yang mencoba merakyat, atau bukan. Tapiii... yang jelas-jelas lagi ngadain CSR itu si Tupperware.

Tagline acaranya: A Drop for Hopes.

Jadi, karena tadi arakannya singkat buangget, kita jalan ke mal Maliboro. Cuci mata lah. Hehehe. (baca: ngadeeeem). Ternyata baru masuk sudah penuh orang gitu. Selidik punya selidik, ada acara donor darah yang diadain sama Tupperware. Yang berhasil jadi pendonor bisa bawa pulang bingkisan dari Tupperware... yang seharusnya ya produk Tupperware juga! Kalau bukan, kebangetan tuh perusahaan. Minta dipentungin!

Wah, kalau bulan lalu aku belum donor, aku bakal ikut tadi. Tapi aku baru bisa donor lagi bulan Agustus ini. Masih lamaaa~

Sudah, ah! Mau makan. Labaaaar!

 See you soon!

Friday, June 14, 2013

Ber-Seruput ria di Dixie!

Congratz! Tadi salah satu teman lamaku Tiara baru selesai sidang tesisnya dan sedikit merayakan dengan makan (plus minum!) di Dixie Easy Dining di Gejayan. Dixie lumayan recommended lah di Yogya kalau untuk sekadar ngobrol-ngobrol santai sambil ngemil-ngemil macem-macem makanan minuman. Tapi sebelumnya, arigatou ke Tiara sudah menraktir, dan selamat sudah tambah lagi satu gelarnya. Hehe. Psst... dia ilustrator untuk novel dan kafe-kafe juga, loh! Hayo, hayo... siapa yang butuh ilustrator? Hehehe... #demikomisi.

Tadi kita nongkrong di satu built-in kafe di dalam Dixie gitu. Namanya Seruput. Enak, sih, tempatnya. Beberapa kali aku sudah ke Dixie baru kali ini masuk ke kafenya. Hehe. Lihat deh foto-fotonya.

Di bagian bar-nya ada dekorasi dinding yang unyu gitu. Bagian dindingnya dikasih jendela dan efek lampu dari luarnya. Padahal lokasinya di dalam ruangan juga kafenya. Unik, kan?! Unik dong! Terus, terus, lihat deh kotak AC-nya; dibuat dari kayu and ditaruhin pot-pot bunga kecil-kecil. Lucu, kan? Hehe.

Tadi aku pesan Banana Blue. Semacam jus pisang tapi ada campuran cookie crunch gitu plus berwarna ungu. Mayan enak! Untuk makanannya, tadi pesan Fried Beef Kwetiauw. Nah, yang ini lumayan enak juga. Hehehe... kalau aku mah apa aja enak! :p

Temenku sendiri pesan Strawberry Squash sama coklat panas gitu, and some sushi. Uniknya, coklat panasnya ditaruh di pot yang ada lilinnya. Tambahannya dua marshmellow sama potongan-potongan mungil coklat batang. And... karena dia kenyang, kita main-main sedikit. Ditusuklah si marshmellow-marshmellow unyuk itu pakai tusuk gigi dan dibakar di lilinnya. Eh, enak, loh! Pahit, sih. Tapi, pahit enak. Hehe.

Apa sih yang nggak enak buat Radit! Huahuahuahua.

Ini, nih, penampakannya sodara-sodara...


Oh, iya! Tadi coklat panasnya bisa digambar gitu di atasnya. Hmm... jadi selama ini temenku itu sering pamerin kalau barista di Seruput bisa "gambar" di atas minuman dan dia pernah tunjukkin gambar naga dan sebagainya. Karena aku bawaannya memang usil, ya aku suruh lah gambar dinosaurus. Hahaha. Setelah kita lihat hasilnya... terbahak-bahak gitu. Antara kagum karena hasilnya lucu sama nggak nyangka kalau bakal begitu bentuk T-rex-nya. Tadi, sih, aku bayanginnya bakal sangar gitu. Ya, tapi lumayan lah. Hehehe. 

Aku twit lah foto T-rex-nya, dan baristanya balas "kapoook...". Hehehe. Semoga lain kali dia bisa gambar T-rex lebih sangar lagi :p

Itu Tiara yang temanku baru lulus itu, dan Viki si baristanya.

Well, setelah banyak ngobrol-ngobrol di Seruput yang lumayan comfortable dengan sofa dan pendingin ruangannya, plus cahayanya yang memang disengaja remang-remang with minimal lights, akhirnya kami pulang ke rumah masing-masing. Dan... sampai rumah, aku sapa kucingku Sam sebentar sambil digaruk-garuk bagian lehernya.

Gendutan sekarang! Berat! Hahaha.

Oyasuminasai~!

Thursday, June 13, 2013

Kepergian Yogya Chicken

ADA UPDATE/EDIT/RALAT YANG SUDAH DITAMBAHKAN DI BAGIAN AKHIR TULISAN INI, YANG DITAMBAHKAN PADA TANGGAL YANG BERBEDA. MOHON DILIHAT YA :)

Waduh! Yogya Chicken bakal menghilang! Terus terang aku penggemar makan ayam goreng. Di Yogya, ya, dari sekian banyak pilihan ayam goreng junk food, Yogya Chicken jadi pilihan utamaku. Ya, pastinya aku sudah bandingkan sama ayam-ayam goreng lainnya yang setara kayak Olive Chicken dan yang lainnya. Jadi jangan bandingkan sama ayam goreng di restoran makhal, ya. Hehe.

Ayamnya Yogya Chicken itu lebih gurih dan berbumbu. Lebih kriuk pula! Pokoknya enak nggak pake eneg deh! Satu rumah juga kebetulan suka sama ayam satu ini. Aku pernah bawa pulang Olive Chicken ke rumah tapi besok-besoknya tetap kalau lagi pengen ayam, carinya Yogya Chicken.

Dulu sempat ada yang di Jalan Kaliurang KM.5 pas di selatannya Toko Maju, tapi sekarang sudah digantikan sama toko kacamata yang billboard-nya heboh (dua kali lebih lebar dari panjang tokonya sendiri). Dulu aku sempat tanya kenapa cabang yang di JaKal tutup, dan mereka bilang manajemennya beda setiap cabang jadi belum tentu semua cabang tahu kenapa cabang tertentu tutup. Kalau menurutku, sih, alasan cabang itu tutup karena agak setengah mati bayar sewanya. Tahu sendiri kalau di JaKal harga sewanya makjleb-jleb! 

Nah, kembali ke topik awal. Yogya Chicken bakal nggak ada lagi dalam waktu dekat (beberapa bulan). Aku tadi cross-check ke mereka sendiri dan mereka mengiyakan. Huhuhu. Kalau kalian penggemar Yogya Chicken juga, pasti agak kaget dan sedih, ya! Lalu, kenapa Yogya Chicken bakal nggak ada lagi?

Hehehe. Jangan nangis dulu, atau sampai mau gantung diri. Waduh... sabar, sabar, mas-mas dan mba-mba. Jadi begini, nih... sebenarnya Yogya Chicken akan ganti nama, Golden Fried Chicken atau disingkat GFC. Haha. Mau bukti? Nggak percaya? Dipikir hanya bualan belaka? Nah, bukti paling mudah bisa ditemuin di kertas pembungkusnya kayak yang di bawah ini, nih.

Sekarang percaya, kan? Tapi lihat saja alamat website-nya. Masih berbunyi yogyachicken.

Coba lihat lagi di bungkusnya, ada tulisan "New Image". Aku tanya hari ini tadi apa yang bakal berubah, dan mereka bilang hanya namanya saja karena ayamnya tetap sama. Bageesss! (^_^) Aku seneng kalau mereka nggak akan mengubah resep ayam gorengnya. Top markotop!

Aku sempat cek website-nya dan mereka belum ganti nama atau menyatakan bakal ganti nama. Lihat saja sendiri.

Nih, kalau mau ke website-nya langsung: www.yogyachicken-jogja.com

Kalau aku pikir-pikir sih, dari website-nya, mereka mau mengubah nama jadi Golden Fried Chicken -yang jelas-jelas menghilangkan kata Yogya-nya, kayaknya karena mereka mau go interlocal atau bahkan internasional! Wkwkwk sudah kayak mau telpon aja ada istilah interlocal. Nah, jadi kalau mereka mau buka cabang di kota atau pulau lain, mereka bakal lebih gampang diterima. Itu cuma pandanganku saja, sih. Hehe.

Ya, sudah. Semangat untuk Yogya Chicken yang sebentar lagi menjadi Golden Fried Chicken! BTW, aku tadi sekalian beli ayamnya. Hehe. Laparrr~! 


Itadakimasu~! 

Good night!

Update: 16 Juni 2013

Tadi aku kembali tanya masalah nama baru Yogya Chicken yang bakal menjadi Golden Fried Chicken. Mereka bilang, perubahan namanya bukan untuk semua penjual Yogya Chicken, tapi beberapa saja. Nah, aku tanya dong kenapa. Mereka jawab, jadi selama ini ada dua manajemen yang beda. Si manajernya masing-masing kakak beradik yang punya Yogya Chicken pada awalnya dulu, gitu, sob. Dan, nanti yang Golden Fried Chicken juga bakal menawarkan resep yang sedikit baru and bakal pengaruhin rasa ayam gorengnya itu sendiri. 

Seingatku, dari informasi tadi, Yogya Chicken cabang jalan Monjali bakal jadi Golden Fried Chicken ke depannya. Dan, yang di pinggiran selokan UGM sama yang di Gejayan (pusatnya) tetep Yogya Chicken. Entah yang cabang-cabang lainnya bagaimana. 

Jadi, begitu... wah, aku berharap resep barunya bakal lebih enak! Karena paling sering beli di cabang yang jalan Monjali! Hehe. (baca: paling dekat rumah!) Hahaha.

Pagi, Mas Yudi!

ADA UPDATE/EDIT/RALAT YANG SUDAH DITAMBAHKAN DI BAGIAN AKHIR TULISAN INI, YANG DITAMBAHKAN PADA TANGGAL YANG BERBEDA. MOHON DILIHAT YA :)

Good morning, myself! Pagi-pagi hari ini sudah harus ke kampus dan perpus pusat untuk cari-cari buku dan referensi. Biasa lah, kalau jadi mahasiswa yang (sok) teladan, sering bolak-balik perpus. Hitung-hitung biar kelihatan pinteran dikit lah. Huehuehue. *cari muka*

Setelah ber-alhamdulillah karena penelitianku boleh dilanjutkan atas persetujuan dosen pembimbing, sebelum balik ke rumah, aku isi bensin dulu. Tapi isi bensinnya di Mas Yudi. Lapar, euy! 

Sebenarnya aku memang penggemar Mas Yudi. Eits, mie ayamnya loh! Bukan mas Yudinya. Hohoho. Mie ayamnya itu beda dengan mie ayam Jawa yang biasanya ayamnya dibumbu kecap semacam semur gitu. Mas Yudi menawarkan mie ayam... hmmm... kalau aku suka nyebutnya mie ayam Cina. Gurih gitu. Kuahnya dipisah di mangkuk kecil. Dan, yang paling aku suka dari Mas Yudi itu, mie ayamnya bisa diracik sendiri untuk sesuaiin sama seleraku. Jadi di setiap meja ada lada bubuk, sambal saus, sambal biji, kecap manis, kecap asin, sama cuka. Yup, ada cuka juga! Aku kebetulan doyan sama yang asem-asem gitu. Yummehh!

Karena sebelumnya belum pernah ke cabang Mas Yudi yang di Gejayan, aku tadi coba ke sana. Hmm, kalau nggak salah Mas Yudi punya empat cabang di Yogya. Ada di jalan Taman Siswa, di belakang Mal Galeria Sagan, di ringroad utara sebelum Happy Puppy, ya sama di jalan Gejayan yang aku samperin tadi pagi itu. Tapi lucunya, aku sama beberapa temen lain ngerasa kalau rasa di setiap cabang beda-beda. Entah itu dari tekstur mienya (kalau yang di ringroad itu mienya agak besar, beda sama yang di TamSis and Sagan) sampai kegurihan kuahnya (yang di TamSis kuahnya lebih gurih, sama dengan yang di Gejayan juga). Ya, pokoke begono lah! Kalau aku sih yang penting makaaan... wkwkwk.

Enough talking! Nih aku kasih lihat beberapa foto yang aku ambil tadi pagi pas aku ke sana.

Jadi ini mie ayam jumbo yang aku pesan. Di menunya ada lagi yang namanya mie Yamin (mie ayam asin). Nah, selain beda  rasa dan harga (selisih  dua ribu perak), potongan ayamnya beda juga. Kalau mie ayam jumbo biasa (Rp.10.000) potongan ayamnya bentuknya rada kotak-kotak gitu, kalau yang Yamin bentuknya suwir-suwir kecil. 

Bagian depannya begini penampakannya. Biasanya nanti ada yang berdiri untuk kasih menu.

Mas Yudi itu ciri khasnya warna oranye! Disponsorin sama Belanda kali, ya!

Nah, ini dia yang buat aku suka ke Mas Yudi. Bisa ngeracik sendiri! Mau manis. Mau pedes. Mau asem. Semua bisa! Hmm... kecuali mau pahit, ya. 

Ini pemandangan ke arah jalan Gejayan. Pagi-pagi, mah, masih sepi! Ini sudah jam 9.30, sih. Hehe. Nggak pagi-pagi banget juga, ya. Hihi. Well, Mas Yudi bukanya jam 9.00 juga, jadi memang ga bisa lebih pagi dari itu.

Update: 19 Juni 2013 Sekarang Mas Yudi nggak lagi taruh pilihan tambahan kayak pangsit, bakso, dll di lembar menu. Semua tambahan sekarang disajikan secara prasmanan. Kalau mau, bisa ambil sendiri nanti langsung dibayar di kasir. Jadi, tempat pemesanan, prasmanan tambahan sama kasir jadi satu jalur. Tadi aku sempat ambil foto. Hehe. #selo
Kalau ngelihat keluar jendelanya, banyak pohon-pohon gitu. Padahal di perkotaan daerahnya. Unik aja!

Dari Mas Yudi aku pulang balik ke rumah. Ya, iya lah pulang balik ke rumah! Eh, sampai rumah kakakku bawa nasi goreng. Hmm... dan aku lahap menghabisinnya! Hohoho. Aku memang kalau urusan makan bisa buanyak! Tapi tetep aja kurus. Hehe.


Betewek, mie ayam Mas Yudi itu harga satu porsi yang ukuran normal Rp.5.500. Aku sih kalau makan yang ukuran normal segitu, habisnya hitungan detik! Hahaha. Harus yang ukuran jumbo. Tapi uniknya dari Mas Yudi ini, kalau yang di ringroad harganya lebih mahal seribu untuk mie ayamnya. Aku pikir sih karena biaya sewanya yang kayaknya juga lebih tinggi gitu. Entahlah. Tapi aku kurang begitu suka Mas Yudi yang di ringroad. Kurang endes gendes!

Sudah, ah, aku mau lanjut revisi penelitianku. Semangkak!

See you at the next rambling!

Update: 19 Juni 2013

Sekarang Mas Yudi nggak lagi taruh tambahan kayak pangsit, bakso, dll. di lembar menu. Semua tambahannya sekarang disajiin secara prasmanan. Kalau mau, ya tinggal ambil sendiri. Jangan lupa dibayar tapinya~~ wkwkwk. Jadi, dari tempat pemesanan, prasmanan tambahan tadi, dan kasir jadi satu jalur gitu. Aku tadi sempat ambil foto. Hahaha! #seloblass

Harga tiap tambahannya Rp1.500. 


Wednesday, June 12, 2013

Dimulai dari Pecel Solo

Hi, myself! Aku nggak yakin blog ini bakal menjadi perhatian banyak penjamah dunia internet. Setidaknya tidak dalam waktu dekat ini secara tulisan yang aku tulis sekarang ini masih tulisan pertamax! Hmm, kecuali aku lagi beruntung sekali malam ini. Mari diaminin! Amin, ya oloh! 

Malam ini, tadi, aku makan malam di rumah tapi sekitar jam 8:00 aku keluar karena diajak makan pecel. Saat itu (sampai sekarang, sih) aku masih kenyang. Karena lagi pengen ngobrol-ngobrol, ya aku terima ajakannya. Temanku itu pas baru selesai tutup kedainya jadi aku jemput dia di kedai, dan kita langsung menuju TKP. Sebenarnya aku belum pernah ke tempat pecelnya sebelumnya, dan di pikiranku, ya, warung pecel lele gitu. Tapi ternyata... saudara-saudara... tempatnya buesuwar beud! Yah, nggak beud-beud banget juga, sih. Hehe, kan ceritanya waktu itu aku rada shocked karena dipikir warung pecel lele.

Karena masih kenyang, aku pesan jus saja. Pengennya tadi jus stoberi tapi mereka nggak punya jus stroberinya di menu. Jus tomat jadi pilihanku buat malam ini. Sementara temanku makan lengkap. Oh iya, nama tempatnya Pecel Solo. Pas di selatannya Hotel Hyatt di jalan Palagan.

Aku tadi agak ndeso sebenernya. Ya, foto-foto sama celingak-celinguk gitu. Haha! Tapi untung sudah sepi banget tempatnya. Eh, jangan salah, tapi. Tempatnya memang cozy banget! Dari luar, halaman parkir, kelihatannya kayak restoran biasa, tapi di dalamnya sangat Jawa sekali, mulai dari furnitur sampai musik yang dimainin. Mungkin kalau ditambah bau dupa bakar lebih endes, kalau kata Mbak Soimah di iklan Sarimi baru-baru ini. Hihi. Kebetulan tadi aku jeprat-jepret sana-sini dan berikut beberapa penampakannya. Nego halus, gan! Sundul, sundul, sundul!


Sepi, toh! Jadi di sana ada semacam galeri batik dan patung-patung khas Jawa gitu.

Di sini yang makan bukan sapi, loh! Tapi entah kenapa mereka taruh gabah di situ. Cadangan makanan kalau ada pelanggan yang rakus banget kali, ya. Haha. Plak!

Nah, meja yang jenis ini agak unik soalnya bentuknya mirip tempat tidur gitu.

Bagian ini di bagian depan restoran. Itu ada semacam ukiran Waroeng Tempo Doeloe. 

Seru banget, kan! Tempatnya memang nyaman banget plus malam ini Jogja lagi adem-ademnya dengan angin sepoi-sepoinya. Kayaknya hawa dingin kiriman dari benua kanguru (baca: Australia), deh -kayak biasanya sekitar bulan-bulan ini tiap tahunnya, kan? Kaaan...

Kalau masalah harga makanan sama minumannya, hmmm, ya standar restoran Jogja, lah. Kalau diambil rata-ratanya, ya 20-25 ribu, lah.

Hmmm, kok jadi lapar, ya! Huhuhu. Lebih baik dibawa tidur aja laparnya. Semakin larut, semakin lapar kalau nggak dibawa tidur, ya toh? Toooh...


See you at the next post!